'Ala bidzikrillahi tathmainnul qulub...
...hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. (QS. Ar Ra'du: 28)
Ramadhan selain sebagai bulan pendidikan, di bulan ini juga Alquran diturunkan. Karenanya di bulan ini kita pun dianjurkan untuk memperbanyak membaca Alquran. Selain pahala yang besar, membaca Alquran bisa mendatangakan ketenangan hati.
Banyak di antara kita yang mencari ketenangan hati, tapi lupa pada surat cintaNya yang kerapkali hanya menjadi pajangan di lemari rumah. Membaca Alquran hingga merasakan puncak kenikmatan yang tak tergantikan tentu saja ketika kita juga memperhatikan adad-adabnya.
Adab Bersama Alquran
Coba kita renungkan mengapa perlu adab dalam memperlakukan Alquran. Kita bisa menganalogikan demikian. Ketika seseorang sedang berbicara dengan kita, tentunya kita akan sangat nyaman jika perkataan yang digunakan orang tersebut baik dan lembut. Kita yang mendengarkannya pun menjadi tenang. Berbeda ketika kita berbicara dengan orang yang perkataannya kasar dan dengan nada tinggi.
Adapun berikut ini adalah beberapa adab yang harus kita perhatikan saat membaca Alquran.
- Membaca dalam keadaan suci, dengan duduk yang sopan
Dalam membaca Alquran
seseorang dianjurkan dalam keadaan suci. Namun, diperbolehkan apabila dia
membaca dalam keadaan terkena najis. Imam Haromain berkata, “Orang yang
membaca Alquran dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang
makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan,
hal. 58-59)
- Membacanya dengan pelan (tartil)
Rosululloh bersabda, “Siapa
saja yang membaca Alquran (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak
memahami.” (HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab Sunan)
Sebagian sahabat
membenci pengkhataman Alquran sehari semalam, dengan dasar hadits di atas.
Rasululloh telah memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatam kan
Alquran setiap satu minggu (7 hari) (HR. Bukhori, Muslim). Sebagaimana yang
dilakukan Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, mereka
mengkhatamkan Alquran sekali dalam seminggu.
- Membaca Alquran dengan khusyu'
Allah Ta’ala menjelaskan
sebagian dari sifat-sifat hambaNya yang shalih, “Dan mereka menyungkur atas
muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Isra’:
109). Namun demikian tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk pura-pura
menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.
- Membaguskan suara ketika membacanya
Sebagaimana sabda
Rosulullah SAW, “Hiasilah Al-Qur’an dengan
suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain
dijelaskan, “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Alquran.”
(HR. Bukhari dan Muslim). Maksud hadits ini adalah membaca Alquran dengan
susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya
bacaan, tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak
perlu melenggok-lenggokkan suara di luar kemampuannya.
Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Alloh dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)Membaca Al-Qur’an dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu’.
Rosululloh shollallohu ‘alaihiwasallam bersabda, “Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim).
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/104-adab-membaca-al-quran.html
- Membaca Alquran dimulai dengan membaca isti'adah
Allah SWT. berfirman yang artinya,
“Dan bila kamu akan membaca Alquran, maka
mintalah perlindungan kepada Allah dari (godaan-godaan) syaithan yang
terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
Membaca Alquran dengan
tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan tidak perlu membacanya dengan
suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara
yang lirih secara khusyu’.
“Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).”
(HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim)
Ketenangan Hati dan Menyembuhkan Penyakit
Muhammad Salim (Universitas Boston) telah melakukan 210 kali penelitian, penelitiannya menunjukkan bahwa ketenangan akan dirasakan jika membaca Alquran secara tartil sebesar 65% dan mendapatkan ketenangan jika membaca bahasa Arab yang bukan dari Alquran sebesar 35%.
Penelitian juga mengungkapkan bahwa Alquran 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit. Alquran juga dapat meningkatkan IQ dan EQ, meningkatkan kecerdasan spiritual juga keseimbangan sel otak. Jika kita membaca Alquan secara tidak sadar bahwa setiap ayat yang kita baca itu menciptakan gelombang positif pada otak sehingga yang membacanya dapat merasakan perubahan fisiologis.
Jika kita mendengar orang mengidap penyakit kanker kita akan membayangkan persentase untuk mereka hidup itu sangat sedikit dan hanya berujung kepada kematian, dibalik yang kita bayangkan itu ternyata Allah memperlihatkan kekuasaanNya melalui Alquran. Betapa maha besarnya Allah dengan Alquran menjadi obat penyembuh penyakit yang mematikan.
Sel rusak yang terdapat di dalam otak hanya bisa di modifikasi atau diperbaiki oleh gelombang getaran yang berasal dari sel yang sehat dan bersih dan gelombang itu berasal dari Alquran, sebagaimana Allah telah menerangkan dalam Alquran surat Al Isra ayat 82:
Dan kami turunkan Alquran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yag beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Alquran itu) hanya akan menambah kerugian.Wallahu a'lam bishowab...
Lumajang, 13 Ramadhan 1441H
#inspirasiramadhan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARKE-6
Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Alloh dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)Membaca Al-Qur’an dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu’.
Rosululloh shollallohu ‘alaihiwasallam bersabda, “Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim).
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/104-adab-membaca-al-quran.html
0 komentar:
Posting Komentar