Jika kita mau menelaah tentang isi Alquran, ternyata sebagian besar kisah dalam Alquran adalah berisi kisah para pemuda tangguh yang mengemban tugas memperbaiki dunia, dan di satu sisinya, mengisahkan pemuda ringkih dan rapuh, jangankan membela Islam, mereka malah menyumpah serapah risalah.
Alquran
mengantar umatnya dengan kisah-kisah pemuda, agar kapanpun, siapapun
dan bagaimanapun keadaan umat ini, selalu terbit semangat muda yang
bergelora untuk menjaga panji umat ini hingga tak akan jatuh, sampai
Israfil meniupkan sangkakalanya, kelak di akhir umur dunia.
Inilah remaja dan pemuda yang terukir indah sekaligus pedih dalam Alquran, kita ingat-ingat, lalu kembali me-review,
sejurus kemudian mari mengambil hikmah dengan segera, agar intisari
ilmu tak menguap-uap di atas kepala lalu hilang layaknya asap yang
ditelan awan.
Di antara daftar inspirator pemuda hebat yang diabadikan dalam Alquran adalah sebagai berikut.
Habil yang Giat Berkarya, Qabil yang Malas Bekerja
Sahabat
tahu siapa penghuni bumi pertama? Sudah terkenal kisahnya, dan tak
diragu lagi bahwa Nabi Adam a.s dan Siti Hawa, adalah penduduk awal bumi
yang menakjubkan ini. Dalam Alquran, kisah Nabi Adam dan Siti Hawa
dikemas sedemikian rupa, digambarkan dengan begitu indah nan berhikmah,
agar kita bisa mengambil pelajaran.
Mari
kita simak, dalam skenario besar hidup Nabi Adam, beliau mempunyai anak
yang terabadikan namanya dalam sejarah. Yang satu dikenang sebagai
pahlawan, yang satunya disebut pembunuh pertama di muka bumi. Mari kita
berkenalan dengan mereka; Habil juga Qabil, kakak adik yang di usia
remaja mereka Allah rekamkan jejaknya hingga hari ini kita dapat
mengambil hikmah sejarah darinya.
Inilah kisah remaja perdana di wajah bumi, dalam indahnya untaian Qur’ani:
“Ceritakanlah
kepada mereka kisah kedua putra Adam -Habil dan Qabil- menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari
salah seorang dari mereka berdua -Habil- dan tidak diterima dari yang
lain –Qabil-. Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil:
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang
bertakwa”.
“Sungguh
kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku
sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.
Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.”
“Sesungguhnya
aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan
dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang
demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang lalim.”
Maka
hawa nafsu Kabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya,
sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang
yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali
di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Kabil) bagaimana dia seharusnya
menguburkan mayit saudaranya. Berkata Kabil: “Aduhai celaka aku, mengapa
aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat
menguburkan mayit saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang di
antara orang-orang yang menyesal.
(Al-Ma’idah : 27-31)
Saya tergelitik membuat sebuah kalimat untuk meringkas hikmah nan bermartabat ini, beginilah bunyinya :
“Jadi pemuda itu yang mempersembahkan apa yang terbaik untuk Allah, seperti Habil yang giat dan tekun memilah persembahan teragung untuk Allah.Jangan jadi pemuda malas yang bekerja enggan, berkarya susah, ketika melihat yang lain sukses dia malah mendengki, seperti Qabil yang tak suka kesalihan Habil, maka ia membunuhnya.”
Habil
bekerja giat, optimistis dan tak setengah-setengah dalam berjuang, maka
Allah mencintai pemuda tipe yang seperti ini. Pemuda yang punya
orientasi melaksanakan yang terbaik dan berkontribusi yang terbaik akan
dicintai lingkungannya, dihormati orang-orang di sekelilingnya dan
diberi penghargaan dari Allah atas jerih payahnya. Habil, beliaulah
inspirasi pemuda yang tak setengah-setengah berkontribusi.
Sementara Qabil,
lihatlah dia, sudah pendengki, pemalas, enggan pula berkarya. Habil
yang seorang peternak, bersemangat mencari hewan ternak terbaik untuk
dipersembahkan pada Tuhannya, Qabil malah beralasan banyak, abai dan tak
mau bersusah-susah, maka ia yang bekerja sebagai petani, memilih hasil
panen yang sudah jelek, busuk, yang aromanya sudah memuakkan seakan tak
punya harga. Pemuda dengan tipe seperti ini, jangankan cinta Tuhan,
cinta wanita pun sepertinya tak bisa diraihnya.
Kan’an si Pemberontak
Dalam
lintasan sejarah, Nabi Nuh adalah Nabi yang begitu sabar, rentang waktu
900 tahun untuk berdakwah beliau lalui dengan berbagai intimidasi dan
celaan. Dari awal dakwahnya hingga bahteranya berlayar melewati bumi
yang tertutup air bah , hanya 70 orang yang menyambut seruannya untuk
menyembah Allah.
Naasnya lagi, keluarga
beliau menjadi salah satu penentang kerasnya. Sang anak yang bernama
Kan’an, sudah diingatkan berkali-kali masih saja ia tak gunakan nurani.
Sudah dinasehati berulang-ulang tetap saja pikirannya berkabut kelam
penuh dendam. Inilah karakter pemuda nakal dan pembangkang. Kan’an
adalah ibrah yang mesti kita ambil; bahwa Ayah yang shalih tidak
menjamin anaknya kelak menjadi shalih pula.
Kan’an
terpengaruh lingkungan yang buruk, ia dididik masyarakatnya untuk
membenci ayahnya sendiri, mengutamakan egoisme dan nafsu belaka,
sehingga puncaknya, kebenaran walau terlihat jelas di hadapan mata, tak
ada arti baginya selain harus menjauh dan mencela.
Beginilah Alquran menceritakan dengan singkat namun memikat, surat Hud ayat 42-43,
“Dan
bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan
Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh
terpencil: “Hai anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah
kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”
Lalu Kan’an dengan kedengkiannya menjawab ketus, “Aku
akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air
bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah
selain Allah saja Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang
antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang
ditenggelamkan.”
Maka selesailah
kisah hidup Kan’an, bukannya berakhir baik, ia malah membantah nasihat
ayahnya untuk naik bahtera, berbekal keangkuhan ia bertekad menaiki
puncak gunung yang dia kira akan menyelamatkannya dari air bah, naas,
seribu naas, wajah bumi tertutup semua dengan birunya samudera, bukan
sehari dua hari, namun bertahun-tahun lamanya. Itulah nasib keangkuhan,
merasa menang, akhirnya jadi pecundang di akhir skenario. Kasian oh
kasian.
Ismail Pemuda dengan Aqidah Paling Mantap
Tipe pemuda yang satu ini adalah yang ‘The Best’. Nabi Ismail yang
digambarkan sebagai seorang pemuda berhati bersih, terabadikan dalam Alquran dengan begitu nyata,jujur dan mengharukan. Jika ini dibuat film,
dijamin orang-orang yang menontonnya akan menangis.
Bagaimana tidak?
Nabi Ismail yang lama tak jumpa dengan ayahandanya tercinta, setelah
melepas rindu, Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk
menyembelihnya. Ah, kisahnya sungguh berhikmah, beginilah Alquran
melukiskannya:
“Maka tatkala anak
itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya),
nyatalah kesabaran keduanya. Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim,
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”, sesungguhnya demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya
ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan
seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shaffat, ayat 102 sampai 107)
“Seorang pemuda yang mempersembahkan nilai-nilai pengorbanan dan pembelaan dengan gambaran yang sangat indah dan menakjubkan”, tulis Syaikh Muhammad Said Hawwa dalam bukunya ‘Shina’ah Asy-Syabaab’
“Hal ini
berbekas pada keimanan yang sempurna, sehingga dia mempersembahkan
dirinya untuk disembelih. Apakah ada buah keimanan dan pengorbanan yang
melebihi ini? Dialah pemuda yang bernama Ismail, yang berjiwa muda,
bertaqwa dan suci.”
Sungguh Ismail muda
menjadi inspirasi generasi muda Islam hari ini di Palestina dan dunia
Islam seluruhnya. Bagaimana tidak? Keimanan yang tinggi membuat seorang
pemuda menjadi kokoh prinsipnya, gaya pikirnya melampaui zamannya,
kedewasaannya begitu matang, dan sikap ketaatannya begitu totalitas.
Satu
catatan penting yang mesti kita petakan dengan benar. Kan’an anak nabi,
Ismail juga anak nabi, namun apa yang membedakannya? Kedua remaja ini
hidup dalam gaya yang berbeda. Kan’an mengikuti hawa nafsu, sedangkan
Ismail mengikuti kemauan risalah. Kan’an menjadikan angkuh sebagai
prinsip utamanya, Ismail menjadikan taat menjadi pondasi cara
berpikirnya.
Banyak lagi kisah dan
inspirasi pemuda dalam Alquran yang sangat sayang jika tidak kita ulas
dengan seksama. Akan banyak lagi tipe-tipe remaja, masalah dan cara
solusinya yang tertuang menakjubkan dalam Alquran, seperti kisah remaja
Nabi Yusuf, inspirasi hikmah Nabi Yahya muda, dan yang paling fenomenal
adalah Ashabul Kahfi. Semoga di lain kesempatan bisa kita ulas bersama,
hingga hati makin hidup, hikmah makin terkumpul, dan keyakinan pada
Alquran makinlah berjaya.
Untuk memudahkan kita menjelajah hikmah ini, ayat-ayat ini recommended untuk kita selami samudera hikmahnya; “Sebagian
besar Alquran berisi kisah. Sebagian besar kisahnya adalah kisah para
Nabi. Kisah para Nabi itu bukan ketika mereka telah menua, namun sungguh
cerita itu ditulis indah dalam Alquran ketika mereka remaja”
- Ibrahim muda, mengajak bangsanya berlogika untuk menemukan keesaan Tuhan (QS. Al-Anbiya : 60)
- Yahya muda, semenjak kecil telah dikaruniai hikmah dan kebijaksanaan. (QS. Maryam :15)
- Nabi Yusuf menjadi pejuang kebenaran semenjak mudanya (QS. Yusuf : 22)
- Ismail muda, begitu hebat meyakini perintah Allah dan taat pada ketentuan-Nya (QS. Ash-Shaffat : 102-107)
- Pemuda Ashabul Kahfi, legenda remaja yang mempertahankan Aqidah (QS. Al-Kahfi : 13-15)
- Inspirasi Pemuda Dai di Kisah Ashabul Ukhdud (QS. Al-Buruj)
Lumajang, 19 Ramadhan 1441H
tulisan ini dipersembahkan untuk FLP Bangkalan dalam rangka program Safari Ramadhan yang mengusung tema Pemuda Hebat. Semoga kita semua bisa mendapatkan inspirasi dari kisah-kisah para pemuda yang telah Allah abadikan di dalam Alquran. Aamiin...
#inspirasiramadhan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-12
Sungguh mengharukan bundaa..
BalasHapusBelum selesai, tp dr bbrp paragraf awal sudah menginspirasi...
BalasHapus