Pulang




Bukan hanya bermakna memenuhi daftar tempat-tempat kuliner yang membuatmu menumpahkan rindu pada kampung halaman, sejatinya ada ruang rindu lain yang minta kau isi dengan sejenak menyiapkan samudra hati untuk membuka lebar setiap kisah dan air mata yang tertumpah. Kemudian kau pun tersadar, hidup terlalu sebentar jika kau sia-siakan hanya dengan keluh kesah tak sepadan. 

Syukur... Sabar.... Itulah barangkali duet mawut kosa kata yang selalu harmonis dengan kisah ke-shoumet-annya. *** Sayur kelor, penyet tempe iwak pe, rujak erok-erok, bakso solo, gado-gado, kupang lontong, es puter, rujak cingur dan es dawet terbayang manja dalam benak yang memendam rindu setengah mati pada kampung halaman tercinta, Lumajang. Urusan lidah tak pernah bisa bohong, meski berusaha untuk mengakrabi diri pada menu rantau, akhirnya jebol juga pertahanan diri. Kembali ke selera asal, masakan Jawa tetap terpsesial. 

Kali ini, saat kosa kata pulang itu meluncur di permukaan, agenda di benak selalu menempatkan kuliner ada pada list terdepan. Masya Allah, karunia Allah begitu besar. Semua menu yang terlist harus disyukuri, beberapa hari ini hampir semua terpenuhi. Akan tetapi, sejenak diri ini kemudian terpekik sekaligus tertunduk malu. Berita duka atas terbaliknya speedboot dari pulau seberang hingga menewaskan beberapa korban jiwa tempat diri meretas asa begitu terngiang dalam benak yang lara, semua sudah takdirNya. Tetapi, sampai detik ini pun tak jua cukup bekal diri menuju tempat persinggahan terkahir menujuNya. Ya rabb... 

Hingga di list menu kesekian yang belum kesampaian untuk menikmatinya kembali tetiba diri kehilangan selera atas semuanya. Pelukan hangat, dekapan erat, dan tumpahan air mata hingga membasahi pundak adalah alasan yang kedua. Membiarkan bagian jiwa terbang mengembara untuk terus mensyukuri karunia usia yang belum 'closed'. Ada banyak bingkai kehidupan diri yang jauh tak ada apa-apanya. Dan, pagi ini adalah puncaknya. Tujuh bulan bukan masa yg sebentar, Allah sengaja hadirkannya untuk membuat saya terus belajar bersabar dan besyukur. Ya rabbana... Untuk pasukan hati yg di sana, smg keyakinan kita semakin memuncak pada Dzat yg menghimpunkan hati-hati kita. 

Aamiin... 

Lumajang yang beku, 26 Juli 2017

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Blog

Archive Blog


Jejak Karya

Jejak Karya
Cinta Semanis Kopi Sepahit Susu adalah buku single pertama saya, yang terbit pada tanggal 25 April 2017 tahun lalu. Buku ini diterbitkan oleh QIBLA (imprint BIP Gramedia). Buku ini adalah buku inspiratif dari pengalaman pribadi dan sehari-hari penulis yang dikemas dengan bahasa ringan tapi syarat hikmah. Ramuan susu dan kopi cinta dari hati penulis ini menambah poin plus buku ini sangat layak dibaca bahkan dimiliki.

Bagian Dari

Blogger templates

Blogroll

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *